Mi Itali selera sungai Musi.
BEBERAPA TAHUN YANG LALU, untuk pertama kalinya saya
menginjakan kaki di daratan Bumi Sriwijaya, Palembang. Saya lupa apa gerangan
maksud kedatangan saya di kota tertua Indonesia tersebut. Entah perjalanan
bisnis atau sekedar mengunjungi saudara, saya lupa. Lupa karena sudah lama, dan
menganggap perjalanan tersebut tidak terlalu istimewa.
Namun, ada satu yang membuat saya tidak akan pernah lupa.
Tidak lain tidak bukan; Mi Celor! Betapa memikatnya makanan tersebut hingga
membuat saya sampai saat ini masih bisa terus menyimpan kenangan akan kelezatnya,
kenikmatannya, dan rasanya yang nempel terus dalam rongga kerongkongan dan pemikiran.
Memikat setelah makanan ini disikat, karena jika melihat tampilannya; sungguh
sangat sederhana.
Mi celor merupakan hidangan mie dan taoge yang disajikan di
dalam campuran kuah santan dengan kaldu ebi. Biasanya disajikan dengan irisan
telur rebus dan taburan potongan udang. Konon, disebut mi celor karena proses
masak mi dan taoge-nya dicelor atau pengertiannya dicelup-celup, pada air
panas.
Kalau tidak salah saya membayangkan, saat itu sedang hujan
rintik-rintik, udara Palembang tidak seperti biasanya orang bilang. Sedikit
banyak angin berhembus. Dingin. Menapaki jalanan gang yang hanya bisa dilalui
motor, saya melangkah ke sebuah warung di daerah pasar pemukiman padat
penduduk. Katanya disana ada warung yang tersohor; Mi Celor 26 Ilir.
Pertama kali melihat tampilannya, membuat pikiran saya menjadi judge the book by its cover. Hahaha, that it’s?! Cenderung tidak menarik. Tapi saat kuah kaldunya diguyur ke piring, wow! Alamak! Semerbak, harum gurihnya! Sungguh menggugah selera! Saat itu pula saya langsung menelan angin berkali-kali sambil berusaha supaya air liur tidak menetes. Aroma santan panas berbaur dengan udang dan ebi-nya itu sungguh aduhai. Sampai mi celor di hadapan, hap! Tidak kurang dari 5 menit saya lahap! Setelahnya, “Tambah satu piring lagi, bang!”
BERTAHUN-TAHUN DARI PERISTIWA ITU, cukup menyiksa rasanya
bagi saya yang tidak bisa melupakan begitu saja sajian nikmat tersebut. Selalu
terbayang-bayang. Karena cukup susah mendapatkan kenikmatan mi celor yang sama
di Jakarta. Kalaupun ada yang jual, rasanya kok tidak sama sesuai yang
diharapkan.
Berkali-kali saya coba titip untuk dibawakan mi celor dari
siapa saja yang sedang berkunjung ke Palembang. Tetapi alasannya selalu sama,
bahwa makanan ini akan basi jika dibawa ke luar kota. Entas itu mitos atau apa,
yang jelas sampai saat ini saya belum pernah dioleh-olehi mi celor asli dari
Palembang. Yang ada, pempek lagi, pempek lagi.
Daripada tidak mendapatkan rasa yang asli, akhirnya saya
berpikiran untuk melakukan aksi. Alih-alih berharap sesuai prediksi, saya
jadikan saja mi celor sebagai inspirasi.
Mi celor sedikit mengingatkan saya kepada makanan Itali. Pasta
Carbonara. Dia mempunyai tiga bahan utama yang tidak boleh lupa; telur, keju,
dan pancetta. Tekstur mi celor dan pasta carbonara yang sama-sama creamy
membuat saya ingin menggabungkan dua hidangan ini. Mi Itali dengan citarasa
sungai Musi. Mi bisa diganti dengan fettuccine, santan akan diganti dengan
cooking cream (supaya terasa lebih light), tauoge akan pakai tauoge rawon
supaya kelihatan lebih cantik (karena bentuknya yang lebih kecil dari tauoge
biasa). Teknik masak pasta carbonara dengan mencelupkan pasta panas ke dalam
kocokan kuning telur dan keju parmesan akan tetap dilaksanakan.
Satu yang tidak boleh ditinggalkan yaitu kuahnya yang harus
kental akan rasa udang. Terbayangnya akan menarik sekaligus menggelitik. Ini
seperti pasta berkuah, namun tak berlimpah.
Berani coba? Saya jamin ketika anda hidangkan ke tamu yang
datang ke rumah, akan membuat persepsi yang berbeda, anda, di hadapan mereka.
Anda akan dipuji sebagai manusia yang berbudaya. Karena sebegitu modernnya
kehidupan, anda tidak pernah lupa akan Indonesia. Inilah saatnya anda
membanggakan diri, “Saya manusia lokal dengan citarasa global.”
FETTUCINE CELOR PALEMBANG
Resep untuk 2 orang
Saya akan berikan secara detail, supaya mudah diikuti oleh
siapa saja terutama yang selama ini masih malu-malu kucing untuk terjun ke
dapur. Malu, dong, rasanya, dapur sudah secanggih itu di rumah anda, tapi
sekalipun anda belum pernah menodai kilap lantainya yang cantik. Penting untuk
membaca dan memahami dulu resep ini sebelum memasak.
Bahan-Bahan:
Dry fettuccine; secukupnya
Udang
ukuran sedang; 2
Taouge
rawon; segenggam kecil
Ebi
kering; 50 gram
Cooking
cream; 50 ml
Telor;
3
Keju
parmesan (parutan); 2 genggam
Pepperoni;
beberapa lembar
Bawang
bombay; 1
Bawang
putih; 4 Siung
Bawang
merah; 2
Jeruk
limau; 1
Tepung
terigu; 2 sendok makan
Daun
parsley; beberapa helai
Cabai
rawit; 2
Merica
dan garam; secukupnya
Minyak
goring (olive, sunflower, atau palm, dll); secukupnya
Persiapan:
Cabut
kepala udang, ambil cangkangnya, bersihkan punggungya
Rendam
tauoge rawon di air panas selama 3 menit, lalu tiriskan
Cacah
ebi kering
Pisahkan
kuning telor dengan putihnya
Potong
memanjang pepperoni
Potong
bawang Bombay, bawang putih, dan bawang merah
Campur
tepung terigu dengan sedikit air dingin
Cacah
daun parsley
Iris
tipis cabai rawit
Cara Memasak:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan kuah
terlebih dahulu. Ini untuk memastikan bahwa fettuccine akan tetap panas dan
tidak terlalu over cook ketika kuah telah siap.
Panaskan sedikit minyak pada wajan bergagang di atas api
yang tidak terlalu besar. Masukan bawang bombay beserta kepala dan cangkang
udang, tumis selama kurang lebih 1 menit, lalu masukan bawang putih, tumis,
selanjutnya masukan bawang merah, tumis kembali.
Setelah harum dari bawang-bawangan tersebut tercium, masukan
ebi. Oseng terus ebinya sampai dapur anda semerbak wangi gurih. Setelah itu
masukan cooking cream, aduk perlahan.
Ketika cooking cream telah mendidih, matikan kompor,
kemudian saring dengan hati-hati supaya anda mendapatkan kuah yang bersih dari
tekstur bawang, cangkang udang, dan ebi. Panaskan kembali di dalam sebuah panci
dengan api kecil, lalu masukan larutan tepung terigu supaya karakter kuah agak
sedikit kental. Aduk perlahan, api tetap kecil, tabur garam dan merica putih. Kini
kuah udang nan gurih anda telah siap saji. Anda bisa melakukan hal selanjutnya,
namun sambil sesekali aduk perlahan terus si kuah.
Selanjutnya, rebus fettuccine di air mendidih yang telah
ditaburi garam selama kurang lebih 8 sampai 10 menit, sampai empuk namun tegas,
seperti yang orang katakan dalam bahasa Itali "al dente".
Di kompor lainnya rebus juga udang di air garam mendidih
selama kurang lebih 3 sampai 4 menit atau sampai udang berubah warna menjadi
pink. Gunakan feeling anda, jangan sampai over cook.
Selagi menunggu pasta dan udang direbus, dalam sebuah wadah
atau mangkuk besar, kocok secara rata 3 kuning telor beserta parutan keju
parmesan.
Setelah 8 sampai 10 menit fettuccine direbus, angkat,
tiriskan, lalu (selagi panas) segera masukan dan aduk dengan rata ke dalam
mangkok berisi kocokan kuning telor dan keju parmesan. Panasnya fettuccine akan
membuat kuning telor matang dengan sekejap.
Siapkan piring cekung atau mangkok atau wadah apapun koleksi
anda, letakan dengan indah fettuccine sesuai yang anda mau. Tabur dengan
cacahan daun parsley, dan sedikit irisan cabai rawit. Letakan potongan
pepperoni, lalu udang di atasnya. Tabur tauoge rawon di sekitarnya.
Masukan kuah panas ke sebuah wadah.
Kini selesai sudah prakarya anda. Tarik nafas dulu,
foto-foto dengan ponsel pintar anda, kemudian sebar di jejaring sosial, supaya
dunia tahu anda telah membuat “maha karya”. Tetapi keasikan tersebut jangan
sampai melupakan masakan. Segera lahap sebelum kuahnya dingin. Tuang kuah panas
ke piring fettuccine. Ingat, jangan terlalu banyak kuahnya, karena ini bukan mi
celor asli. Ini adalah fettuccine celor. Jangan lupa peras jeruk limaunya! Selamat
menikmati. Yummmy!
···
Tidak ada komentar:
Posting Komentar