06/04/11

Memang Segalanya Jangan Berlebihan


Beberapa minggu ke belakang saya terbangun di pagi hari dengan keadaan yang tidak menyenangkan, telapak kaki kanan saya terasa sakit sekali. Awalnya saya menyangka ini karena salah tidur atau efek berkelanjutan akibat tahun lalu pernah keseleo ketika sedang berlatih MMA (Mixed Martial Arts), ternyata dugaan saya salah semua. Setelah dianjurkan seorang teman (dokter) untuk cek darah, akhirnya saya tahu bahwa ternyata saya menderita asam urat. Argh!

Ini adalah mimpi buruk di awal tahun. Bagaimana tidak, asam urat pastinya akan mengganggu kegemaran saya terhadap makanan. Banyak sekali pantangan-pantangan yang harus dilakukan agar penyakit ini tidak semakin parah. Sedihnya lagi, penyakit asam urat tidak serta-merta bisa hilang dari tubuh, (konon) saya akan "membawanya" seumur hidup. Seperti penyakit maag dan diabetes, sekali menderita biasanya ganguan asam urat akan terus berlanjut. 

Sudah hampir tiga minggu cara saya berjalan tidak normal seperti biasanya. Bahkan hampir dua minggu sebelumnya harus memakai tongkat untuk membantu saya berjalan. Kini tongkat tersebut selalu saya simpan di mobil, karena bisa tiba-tiba rasa sakit di kaki muncul mendadak, yang otomatis menyulitkan saya untuk berjalan.



Menyedihkan.

Betapa ini menjadi sebuah bumerang. Saya sangat mencintai makanan, namun saya merasakan sakit akibat rasa cinta tersebut. 

Jika boleh "membela diri", saya merasa selama ini cukup menjaga makanan yang dikomsumsi. Saya tidak suka makanan "aneh-aneh". Tidak suka jeroan, kambing, kulit ayam, bahkan emping pun tidak pernah saya menyukainya. Namun ya ternyata penyakit ini hinggap bukan karena alasan itu saja, pada intinya asam urat timbul (katanya) akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin. 

Dan yang membuat saya tercengang yaitu; selain jeroan dan makanan mengandung lemak, ternyata (konon) makanan kaya protein juga merupakan sumber purin tinggi. Mengejutkan! Satu sisi saya membutuhkan banyak protein untuk membantu pembentukan badan, sisi lainnya ternyata itu menjadi salah satu faktor adanya penyakit ini. Benar-benar bumerang.

Terus terang saya kurang puas dengan penjelasan mengenai pantangan-pantangannya. Yang satu menyebutkan tidak boleh makan A, yang satu malah membolehkan untuk makan A, misalnya. Sampai sekarang saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan akan apa yang benar-benar boleh dikomsumsi. Saya menjadi merasa kesulitan untuk menentukan makanan.

Benar-benar menyedihkan. Saya benci dengan penyakit. Saya kesal kenapa saya harus  mengalami hal ini.


Ya, tapi mau apa lagi, semuanya sudah terjadi. Penyakit ini akan menjadi bagian dari kehidupan saya. Awal mengetahui menderita asam urat, saya selalu bertanya; "Kenapa? Kenapa? Kenapa?!" Tetapi kini saya mulai bisa menerimanya. Mungkin ini sebuah teguran-Nya, mungkin. Entah itu teguran terhadap apa. Bisa jadi teguran akan kebiasaan makan saya yang kadang berlebih. Atau bisa jadi ini sebuah pertanda akan suatu hal yang saya tidak pernah bisa membayangkannya. Mungkin itu juga. Mungkin. 

Saya harus benar-benar merasa lebih bersyukur lagi dengan semua ini. Ke-histeris-an saya tidak bisa lagi bersantap makanan favorit secara maksimal, seharusnya tidak terjadi. Masih untung saya tetap bisa makan makanan lainnya, malahan, ya, ada orang yang susah untuk cari makan. Berlebihan sih memang saya, terkadang berlebihan jika merespon suatu hal. Berlebihan juga akan "kebencian" saya tadi.

Memang benar segala sesuatunya jangan berlebihan. 



Sekarang saya bisa menerimanya dan sedang mencoba menjalin sebuah persahabatan dengan penyakit ini. Karena dengan bersahabat, mungkin, akan timbul rasa pengertian dan saling menerima keadaan. Maunya nanti saya tetap bisa menikmati kelezatan makanan laut, ya itu nanti, ketika saya sudah bisa bersahabat dengan baik. Mungkin nanti sahabat saya ini akan mengerti betapa cinta-nya saya terhadap makanan laut, tetapi dia juga akan mengingatkan ketika prilaku saya sudah mulai berlebih. Saya benar-benar ingin bersahabat dengan penyakit ini, supaya tidak ada penderitaan dan rasa sakit lagi. 

Ini benar-benar sangat mengajarkan saya untuk (lebih) hidup dan makan secara tidak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar